Belajar Seni Pahat Suku Asmat di Desa Seni TMII

Editor: Mahadeva

Ia juga pernah tampil menari di istana negara, pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.  “Tampil tari perang khas Papua, di istana negara di depan Pak Harto dan Ibu Tien Soeharto, saya bangga. Usai tampil, saya disalami oleh Ibu Tien. Beliau sangat ramah, suaranya lembut dan berpesan agar saya selalu lestarikan budaya Papua,” ucap Suleman.

Begitu juga saat ia tampil menari di acara HUT TMII. Lagi-lagi, Suleman merasa bangga kepada sosok Ibu Tien yang dinilainya sangat merakyat. “Ibu Tien sangat merakyat,  Beliau perhatian sekali pada budaya tradisi. Buktinya TMII ini, Beliau hadirkan di Indonesia sebagai wahana pelestarian budaya dan pemersatu bangsa,” tukasnya.

Dalam melestarikan budaya Papua, Suleman tidak hanya tampil di dalam negeri. Perancis, Jepang dan Korea adalah negara-negara yang pernah dikunjungi untuk tampil. “Ada kebanggaan tersendiri bisa tampil di luar negeri. Saya tampil bersama teman-teman menari di sana. Kadang juga sendiri, ya, ngajarin seni pahat dan ukir khas suku Asmat,” paparnya.

Untuk melestarikan khazanah budaya suku Asmat, khususnya seni pahat dan ukir, Suleman memanfaatkan fasilitas di Desa Seni TMII. Suleman mengisi sebuah ruang pameran dengan kreasinya. Fasilitas itu berada di pusat galeri di area Desa Seni TMII, tepatnya di sebelah kiri pojok. “Ruang galeri ini gratis, cuma dikenakan uang kebersihan dan listrik setiap bulannya,” ujarnya.

Untuk meningkatkan ketertarikan pengunjung pada seni kreasi suku Asmat, setiap Sabtu dan Minggu, Suleman tampil di depan area Desa Seni TMII.  Di area depan, dengan beralas rumput, Dia mempraktekkan kemampuan memahatnya kepada pengunjung. “Tujuannya untuk menarik kecintaan pengunjung pada budaya bangsa, khususnya seni pahat Asmat ini,” ujarnya.

Lihat juga...