Padahal, jika seorang petani memiliki sawah satu hektare, dalam satu kali panen bisa menghasilkan lima ton gabah. Keuntungan yang diperoleh bisa sampai Rp20 juta. Jika dibagi selama empat bulan masa tanam hingga panen, maka rata-rata per bulan mendapatkan uang Rp5 juta.
Penghasilan tersebut jauh lebih besar daripada bekerja di pabrik. Namun, dalam bertani memang selalu ada resiko. Dan tidak selamanya hasil panen bisa maksimal. Terkait krisis petani, Widarso menyebut, hal tersebut sudah diantisipasi oleh pemerintah. Telah diciptakan alat-alat pertanian, seperti traktor, alat tanam serta alat panen. Alat tersebut untuk menggantikan tenaga manusia.
ʺMau tidak mau, modernisasi alat pertanian masuk ke sawah, karena keterbatasan tenaga petani kita. Dengan menggunakan alat-alat tersebut, lebih efisien dan satu orang petani bisa menggarap lebih dari satu hektare sawah,ʺ jelas Widarso.