Sewa Alsintan Mulai Dilirik Petani di Lamsel
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
Salah satu anggota kelompok tani Sumber Rejeki tersebut mengaku, selain disewa untuk pengolahan lahan sawah, traktor juga digunakan untuk pengolahan lahan jagung. Potensi tersebut dimanfaatkan oleh penyedia jasa sebagai usaha yang menghasilkan.
“Modal awal belasan juta untuk membeli traktor akan mendapatkan hasil ratusan ribu sekali sewa alsintan dan alat juga bisa digunakan untuk pengolahan lahan sendiri,” beber Suroto.
Keberadaan traktor disebut Suroto membuat petani bisa lebih menghemat. Sebab sebelumnya dengan menggunakan jasa pengolahan menggunakan tenaga manusia petani bisa mengeluarkan biaya ekstra.
“Biaya ekstra tersebut dikeluarkan untuk penyiapan konsumsi serta keperluan lain selama proses pengolahan lahan,” sebutnya.
Saat menggunakan jasa mesin traktor biaya yang dikeluarkan hanya biaya tenaga kerja sekaligus sewa traktor sesuai kesepakatan. Satu hamparan lahan sawah menyesuaikan luasan bisa berkisar Rp400.000 hingga Rp600.000.
Dedi Triono, salah satu petani jagung yang kerap menggunakan jasa traktor menyebut ia bisa lebih cepat mengolah lahan. Usaha penyediaan jasa traktor tersebut sekaligus sebagai salah satu peluang bagi petani yang memiliki modal cukup.
“Biaya untuk sewa penggunaan traktor relatif terjangkau dan hasil panen tentunya bisa untuk menutupi biaya operasional,” terang Dedi Triono.
Selain alsintan jenis traktor, memasuki masa terakhir panen pada masa tanam ketiga, alat combine harvester kerap disewakan kepada petani.
Iksan,pemilik jasa penyewaan mesin pemanen tersebut mengaku alsintan tersebut milik satu pengusaha. Satu hamparan lahan sawah bisa membutuhkan biaya penggunaan mesin tersebut berkisar Rp700.000 hingga Rp2juta menyesuaikan luasan.