Sanggar Ratnasari, Lestarikan Budaya Betawi di TMII

Editor: Mahadeva WS

Ratnasari adalah nama seorang tokoh penari topeng terkenal. Namun kini, sudah tidak menari lagi, tapi keluarganya terus melestarikan tarian Betawi, dengan mendirikan sanggar bernama Ratnasari. Sanggar Ratnasari, dilestarikan oleh tiga keturunannya. Yang pertama adalah Makinang, kemudian Kong Jihun (ayah Entong). Dan generasi ketiga Entong. “Kebetulan saya ini generasi ketiga topeng Betawi. Alhamdulillah punya generasi keempat, nanti anak saya,” tandasnya.

Sanggar Ratnasari, menggelar latihan seminggu dua kali, yaitu Rabu dan Sabtu. Untuk Sabtu, dari pukul 15.00-17.00 WIB. Adapun Rabu, terbagi dua sesi, yaitu pukul 15.00-17.00 WIB dan 17.00-19.00 WIB. Menjadi peserta sanggar Ratnasari sangatlah mudah. Cukup membayar biaya administrasi Rp100.000, untuk selendang dan kartu anggota. Juga menyertakan foto si anak. Sedangkan biaya latihan Rp20.000 perbulan.

Pelatihan menari secara bertahap, ada  tingkat pemula, madya dan mahir. Untuk pemula, tarian Betawi yang diajarkan adalah tari Tapak Tangan dan Gegot. Namun terlebih dulu mereka dilatih tari Topeng, sebagai tarian dasar.  Adapun tingkat madya, dilatih tari Ronggeng Blatek, Siri Kuning, Ngarojeng dan Njot-Njotan. Sedangkan tingkat mahir, tarian yang diajarkan adalah tarian kreasi. Seperti Lenggang Nyai, Yai Kembang, Nandan Ganjen, Kembang Botol dan lainnya.

Setiap enam bulan sekali, para penari akan dievaluasi kepiawaian menarinya. Evaluasi untuk kenaikan tingkat. “Mereka tidak hanya dapat sertifikat, tetapi secara bertahap ada tingkatan berlatih yang dievaluasi per enam bulan sekali,” ujarnya.

Di tingkat mahir, banyak dari para siswa yang sudah tampil menari di berbagai acara. Seperti pada Oktober 2018 lalu tampil di istana negara dalam acara Sumpah Pemuda. “Zaman Presiden Soeharto, kami juga pernah  tampil di istana negara. Bangga tentunya, ditonton Pak Harto dan Ibu Tien,” tandasnya.

Lihat juga...