Presiden Soeharto Menggugah Semangat Tahun Baru
Editor: Mahadeva

Presiden Soeharto meminta, yang masih kecil dan belum mampu, didorong agar menjadi lebih besar dan lebih mampu. “Pemerintah memikul kewajiban dan tanggungjawab, untuk memberi arah, agar semua kekuatan ekonomi, yang besar dan yang menengah maupun yang kecil, milik negara, ataupun usaha swasta dan koperasi, dapat menjadi kekuatan ekonomi nasional, yang selain menunjang dan saling menghidupi, demi sebesar-besar kemakmuran rakyat tadi,” tuturnya.
Sementara, di pidato akhir tahun 1984, Presiden Soeharto menyebut, 1984 merupakan tahun yang penuh dengan tugas-tugas berat. Yang dilakukan di 1984, menjadi satu tahapan dari rangkaian tahun-tahun pembangunan yang akan datang. “Terutama dalam memperkukuh sendi-sendi utama, untuk memberi pijakan yang kuat, dan arah yang tepat, bagi usaha-usaha pembangunan selanjutnya,” tandas Presiden Soeharto.
Sedang 1985, akan menjadi tahun yang sulit dan berat bagi Indonesia. Namun, sebagai bangsa pejuang, keadan itu akan ditanggapi sebagai dorongan untuk makin giat, mengerahkan segala kemauan dan kemampuan, untuk memancangkan tonggak pembangunan di segala bidang. Perkembangan ekonomi dan politik dunia, yang tidak selalu menguntungkan, akan terus terasa pengaruhnya bagi Indonesia. Karena itulah, akan terus diusahakan agar lingkungan dapat memberi suasana yang sebaik-baiknya, bagi kelanjutan pembangunan nasional.
Di dalam negeri, akan terus dipelihara kewaspadaan dan kesiap-siagaan. Memperluas partisipasi masyarakat dalam pembangunan, dan memelihara kesetiakawanan sosial. “Yang juga tidak kalah penting adalah, menggerakkan disiplin nasional di segala lapisan masyarakat, dan aparatur pemerintahan,” tegasnya.