Presiden Soeharto Menggugah Semangat Tahun Baru

Editor: Mahadeva

Presiden Soeharto menyebut, tiga tugas nasional besar akan digelar di 1992. Yaitu, Pemilihan Umum 1992, pelantikan dan sidang pertama MPR dan DPR hasil Pemilu, serta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non Blok. “Berbagai kebijakan yang harus kita lanjutkan. Antara lain, masih perlunya keserasian pembangunan dalam berbagai sektor ekonomi, pengendalian inflasi dan keseimbangan neraca pembayaran, pembangunan sektor industri, dengan memperhatikan kelestarian lingkungan, serta melanjutkan penyelenggaraan pertemuan akbar kebudayaan secara berkala, seperti Kongres Kebudayaaan Nasional dan Festival Istiqlal 1991,” tutur Pak Harto.

Di 1992, Indonesia perlu meningatkan kewaspadaan, dalam upaya pengendalian perekonomian nasional. Telah terlihat, tanda-tanda perekonomian dunia sedang mengalami kelesuan, dan mengandung berbagai kemungkinan yang sulit diramal. “Yang penting adalah, kebulatan tekad kita untuk bekerja keras, memanfaatkan secara tepat setiap peluang yang terbuka,” tambah Presiden Soeharto.

Sementara itu sebelumnya, di pidato akhir tahun 1990, Presiden Soeharto mengatakan, pembangunan telah membuka peluang-peluang baru, bagi bangkitnya potensi-potensi dan prakarsa-­prakarsa masyarakat. Ada kelompok-kelompok yang telah siap, dan lebih mampu memanfaatkan peluang-peluang baru tersebut. Mereka tumbuh makin besar dan makin kuat. Ada pula kelompok, yang belum terlalu siap dan belum dapat mengembangkan kemampuannya.

Menurut Presiden Soeharto, perkembangan terbaru belum pernah dikenal dan dialami sebelumnya. Perkembangan baru itu merupakan buah kemajuan yang dicapai bangsa. “Pegangan kita adalah, agar semua kekuatan ekonomi kita memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, seperti semangat UUD 1945. Yang besar tidak perlu kita tahan perkembangannya, karena yang besar dapat kita gunakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi kita,” kata Presiden Soeharto.

Lihat juga...