Pak Harto Mengakhiri Incognito di Istana Tampaksiring, Bali

Oleh Mahpudi, MT

Usai kapal penyeberangan berlabuh di Gilimanuk, perjalanan diteruskan menyusuri jalan darat sejauh 138 kilometer, menuju Istana Kepresidenan-Tampaksiring. Ini memang pilihan terbaik untuk kembali ke Jakarta dari ujung paling timur pulau Jawa. Terlebih lagi, rombongan perlu refreshing sebelum kembali beraktivitas di Jakarta.

Tak heran, bila Ibu Tien Soeharto sudah menanti di Tampaksiring. Terlihat pula, putra-putri Pak Harto yang baru beranjak remaja. Antara lain Mbak Tutut, Mbak Titiek, Mbak Mamiek, dan Mas Tommy, ikut melepas kangen pada ayahnya yang lama bepergian. Demikian pula sejumlah keluarga anggota rombongan, turut hadir menyertai. Pada malam harinya, sebuah acara syukuran digelar di istana Tampaksiring. Ada pertunjukan kesenian Bali, ada jamuan makan malam, dan tentu saja ada keceriaan di wajah-wajah mereka. Tak terlihat raut wajah penat, meski sebelumnya telah berhari-hari menempuh perjalanan yang amat jauh. Dan keesokan harinya, Pak Harto bersama keluarga serta rombongan kembali ke Jakarta.

Pak Harto bersama Mas Tommy usai menyaksikan pertunjukan kesenian Bali dalam rangkaian jamuan makan malam di Istana Tamkasiring (27/7/1970) – Foto Istimewa

Demikianlah, Tim Ekspedisi Incognito Pak Harto pun berhasil menuntaskan tugasnya, dengan mengunjungi jejak terakhir incognito di Tapanrejo, Banyuwangi. Pada pukul 20.00, Tim Ekspedisi menyeberang dari Ketapang ke Gilimanuk. Setelah singgah sebentar untuk menikmati makan malam, tim kemudian melanjutkan perjalanan menuju kota Denpasar. Saat itu, malam telah semakin larut, namun tim belum memesan penginapan.

Lihat juga...