Ontorejo Racut, Gambarkan Situasi Indonesaia Saat Ini

Editor: Mahadeva

Ki Manteb menyebut, pesan moral yang disampaikan dalam lakon tersebut, sebenarnya adalah Kresna merupakan Pamong Rakyat. Sebagai pamong harus adil dan jujur. Pamong tidak harus berpolitik. Mengambil istilah Tan Hana Dharma Mangruwa, yang artinya Darma baik tidak boleh diselewengkan untuk kejahatan.

Lakon Ontorejo Racut, jika dikaitkan dengan kehidupan di negara Indonesia saat ini, dengan situasi perpolitikan yang sedang terjadi belakangan. Maka yang dipertantakan adalah, arah perpolitikan saat ini kemana, jangan membingungkan rakyat. Mari berpolitik, tapi politik berbudaya bukan budaya politik. “Dalang juga tidak buta dengan politik, tau dan mengerti akan politik, tapi mari, kita berpolitik, tahun politik oke, memang, tapi mari kita politik berbudaya, dalam arti kita berpolitik, tapi tahu sopan santun, menghargai hak-hak orang lain, itu yang disebut politik berbudaya, bukan budaya politik yang pasti menghalalkan segala cara,” tandasnya.

Pergelaran Ontorejo Racut – Foto M Fahrizal

Ki Manteb berharap, politik tidak berjalan membingungkan rakyat. Wayangan juga politik, tetapi politik santun, membuat kedamaian, mengutip istilah wong becik ketitik, wong ala ketara, yang artinya orang baik akan tampak, orang jahat akan terungkap segala kejahatannya.

Cerita dalam lakon juga akan berkaitan dengan perpolitikan yang terjadi di Indonesia. Kondisi Indonesia digambarkan seluruhnya dalam lakon Ontorejo Racut tersebut. “Tokoh utama dalam lakon ini ada Kresna, Ontorejo, dan memang semuanya tokoh berperan penting, namun sosok Kresna yang paling menonjol karena dia sebagai pamong, sebagai penengah,” jelasnya.

Lihat juga...