Usai Panen, Petani di Pesisir Selatan Diminta tak Jual Padi
Editor: Satmoko Budi Santoso
PESISIR SELATAN – Kecenderungan petani yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, menjual hasil panen dari sawah, dinilai sebuah langkah yang kurang tepat. Hal tersebut akan membuat ketersediaan stok pangan jadi berkurang.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Pesisir Selatan, Jumsu Trisno, mengatakan, untuk menjaga ketersediaan stok pangan di daerahnya itu, tidak hanya dilakukan melalui peningkatan produksi padi, tapi lebih penting kebiasaan sebagian petani menjual habis hasil panen agar bisa dihilangkan.

“Saya meminta petani agar tidak menjual habis hasil panen. Sisihkan sebagian untuk konsumsi agar ketersediaan pangan tetap terjaga. Hal itu hendaknya terus disosialisasikan oleh petugas pertanian di lapangan,” katanya, Senin (5/11/2018).
Selain itu, untuk meningkatkan hasil produksi pertanian, maka pola tanam padi serentak di Kabupaten Pesisir Selatan mesti dimaksimalkan di kalangan petani.
Ia mengungkapkan, kini rata-rata musim tanam di Pesisir Selatan baru dua kali dalam satu tahun pada lahan seluas 30.344 hektare. Selanjutnya, agar lahan yang ditanami terbebas dari hama, maka petugas pertanian lapangan memandu para petani untuk melaksanakan pola tanam padi serentak.
“Pola tanam padi serentak banyak manfaatnya. Selain untuk meningkatkan hasil produksi pertanian, juga dapat meminimalisir serangan hama dan meringankan biaya produksi,” ungkapnya lagi.
Menurutnya, petani di daerah juga didorong meningkatkan produktivitas pertanian. Langkah itu bukan hanya dilakukan melalui peningkatan kapasitas dan sumber daya manusia (SDM) petani, tapi juga melalui berbagai program, salah satunya bantuan alat mesin pertanian (Alsintan).