JAKARTA – Keluarga penumpang pesawat Lion Air JT 610 akan difasilitasi untuk melakukan kegiatan tabur bunga dan doa bersama di lokasi jatuhnya pesawat itu, di Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada Selasa (6/11/2018).
“Kami mewakili panglima TNI, untuk memfasilitasi kegiatan tabur bunga di laut pukul 07.30-12.30 WIB,” kata Panglima Komando Armada I RI, Laksamana Muda TNI Yudo Margono, dalam pertemuan antara tim SAR gabungan dengan keluarga penumpang di Hotel Ibis Cawang, Jakarta, Senin (5/11/2018).
Laksamana Muda Yudo mengatakan, pihaknya akan menggunakan dua kapal perang Republik Indonesia (KRI), yakni KRI Banjarmasin dan KRI Banda Aceh, yang akan berangkat pada 6 November 2018.
Keluarga penumpang diberikan pilihan, jika ingin atau tidak melakukan tabur bunga, tapi setidaknya keluarga penumpang dapat pergi bersama KRI untuk melihat lokasi jatuhnya pesawat itu.
Dalam proses evakuasi dan pencarian penumpang, TNI berkoordinasi dengan Badan SAR nasional telah mengerahkan kekuatan yang ada di Jakarta, yakni tujuh kapal perang dan 105 penyelam yang masih bekerja di laut, dan sesuai arahan Presiden Joko Widodo, untuk 24 jam pencarian penumpang.
Perjalanan akan dilakukan dalam rentang waktu kurang lebih dua jam menuju lokasi jatuhnya pesawat Lion itu.
“Sampai di TKP, di titik ditentukan kita laksanakan doa bersama dan tabur bunga di laut. Bapak dan ibu dapat melihat lokasi jatuhnya pesawat tersebut sekaligus memanjatkan doa-doa,” ujarnya.
Sebelumnya, pesawat tipe B737-8 Max dengan Nomor Penerbangan JT 610 milik operator Lion Air yang terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Banten menuju Bandar Udara Depati Amir, Pangkal Pinang, hilang kontak pada 29 Oktober 2018 pada sekitar pukul 06.33 WIB.
Pesawat berpenumpang 189 orang dengan nomor registrasi PK-LQP itu terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S – 107 07.16 E.
Hingga Minggu malam, sudah ada 138 kantong jenazah yang diserahkan ke Rumah Sakit POLRI Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk proses identifikasi. (Ant)