JAKARTA – Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan, Husnan Bey Fananie bersama dosen dan peneliti dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (UI) meluncurkan penelitian tentang sejarah masuknya Islam di Nusantara dari wilayah Kaukasus, khususnya Azerbaijan.
Dosen dan peneliti dari Universitas Indonesia, yakni Maman S. Mahayana, Ali Akbar, Bastian Zulyeno, Ghilman Assilmi, dan Chaidir Ashari.
“Saya selaku Dubes RI di Azerbaijan, dibantu oleh para dosen dan peneliti dari FIB UI akan mengadakan penelitian tentang sejarah masuknya Islam di Indonesia,” kata Duta Besar Husnan melalui layanan pesan singkat yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Duta besar menjelaskan bahwa penelitian tersebut akan menelusuri kesamaan budaya yang ditemukan di Indonesia dan Azerbaijan.
“Adanya kemiripan ‘material culture’ di kedua negara tersebut menunjukkan kemungkinan besar pengaruh Kaukasus dalam proses masuknya Islam ke Nusantara,” ungkap Duta Besar Husnan.
Sementara itu, menurut Bastian yang beberapa waktu lalu sempat melakukan penelitian pendahuluan, ada hubungan antara masyarakat Azerbaijan dan Indonesia yang terlihat dari kesamaan nisan kuno yang ditemukan di kedua negara.
Di Indonesia, nisan kuno tersebut ditemukan di Barus, Sumatera Utara dan Aceh.
“Saya sempat melakukan observasi lapangan di daerah Sundu dan Maraza, Azerbaijan. Nisan kuno yang ada di Barus dan Aceh memiliki bentuk dan karakteristik yang sama dengan yang ada di wilayah tersebut,” jelas Bastian Zulyeno.
Dia menambahkan bahwa dari segi “material culture” atau bahan budaya, nisan-nisan tersebut memiliki inskripsi (ukiran) dan simbol – simbol yang biasa ditulis pada nisan, yang umumnya terdapat pada pemakaman para tokoh sufi dan raja-raja di Azerbaijan.