Manajemen Kelola Bencana, BPBD Jember Belum Akuntabel
Editor: Satmoko Budi Santoso
JEMBER- Memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daeran (BPBD) Kabupaten Jember, fokus pada pencegahan bencana dengan penguatan kapasitas masyarakat melalui lintas stake holder.
Kasi Pencegahan Bencana BPBD Jember, Rahman Subagio, mengatakan, musim penghujan sudah datang. Bencana yang diprediksi bisa terjadi saat musim hujan adalah angin puting beliung, tanah longsor, banjir genangan, dan retakan.
“Potensi bencana tersebut tersebar merata hampir di seluruh wilayah Jember,” kata Rahman kepada wartawan, Rabu (28/11/2018) sore.
Rahman menerangkan, dengan kondisi tersebut, pihaknya mengaku, sudah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan beberapa stake holder terkait. Untuk mengantisipasi dan meminimalisir dampak bencana yang dimungkinkan terjadi.
“Seperti berkoordinasi dengan Muspika di setiap kecamatan serta membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) yang dibina oleh BPBD Jember,” tambahnya.
Koordinasi itu, menurutnya, juga untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana yang datangnya tidak bisa diprediksi. Selain itu, edukasi dan pendampingan juga terus dilakukan agar masyarakat mampu memahami tanda-tanda bahaya sedini mungkin.

Sementara itu, secara terpisah, Peneliti Kebencanaan Universitas Jember (Unej), Joko Mulyono, menilai, BPBD Kabupaten Jember belum memiliki akuntabilitas pengelolaan bencana. Akuntabilitas pengelolaan bencana tersebut meliputi aspek regulasi, tata kelola organisasi, program dan kapasitas.