Gerakan Ijo Royo-royo di Solo, Sasar Lahan Permukiman Warga
Editor: Mahadeva WS
SOLO – Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah, berkomitmen menjalankan gerakan Ijo Royo-royo, sebagai salah satu upaya menciptakan hutan kota. Gerakan tersebut, memiliki tujuan, menjaga Solo tetap asri. Gerakan Ijo Royo-royo, selain dipusatkan lahan-lahan terbuka, juga diintruksikan kepada seluruh masyarakat Solo, agar menanami sudut-sudut halaman rumah.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, disela kegiatan Hari Pangan Nasional (HPN), menyebut, gerakan Ijo Royo-royo, akan dilaksanakan di berbagai sudut kota, maupun lahan terbuka. Sejumlah lokasi di Solo, mulai berubah menjadi hutan tengah kota. Diantaranya di sekitar Stadion Manahan, Taman Bale Kambang, serta hutan tengah kota yang ada di kompleks Makam Pahlawan, Jebres.
“Yang perlu ditingkatkan adalah di rumah-rumah warga. Berapapun punya lahan, harus dimanfaatkan untuk gerakan ini. Kaitannya untuk mendukung ketahanan pahan, kita sarankan untuk menanam pohon yang berbuah,” katanya kepada Cendana News, Rabu (14/11/2018).
Gerakan menaman di lahan permukiman warga, diharapkan mampu menciptakan Kota Solo yang kian nyaman, dengan lingkungan hijau dan asri. Program tersebut, juga tersinergi dengan program Pemkot Solo yaitu, normalisasi sungai serta penataan kawasan bantaran sungai, menjadi ruang terbuka hijau. “Di sepanjang bantaran kali Pepe kita sudah lakukan penataan kawasan itu. Sudah kita percantik menjadi ruang terbuka yang lebih nyaman,” jelas Rudy.
Orang nomor satu di Kota Bengawan itu menyebut, perlu peran masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, sehat dan bersih. Pemerintah tidak akan cukup dan mampu berjalan sendiri. Peran serta masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan sangat dibutuhkan. “Saat ini yang tengah kita prioritaskan adalah kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai, ataupun sembarang tempat. Kita sudah atur, bahkan ada denda khusus jika kedapatan membuang sampah di sungai,” pungkas Rudy.