Cumi-cumi Woku Tinta, Kuliner Khas Pesisir Pantai Lamsel
Editor: Satmoko Budi Santoso
Setelah semua bahan disiapkan, daging cumi dibersihkan dengan cara dicuci untuk cumi ukuran kecil. Sementara cumi-cumi ukuran besar bisa dipotong. Seluruh bumbu yang disiapkan bisa dihaluskan dengan cara diblender, diuleg atau menggunakan cara dirajang.
Semua bumbu yang sebagian merupakan bumbu rempah ditumis menggunakan sedikit minyak. Selanjutnya cumi-cumi dicampurkan bersama bumbu hingga empuk dan matang.
Proses memasak cumi-cumi yang matang akan ditandai dengan aroma cumi yang keluar sekaligus warna hitam seperti tinta. Warna tinta cumi-cumi kerap dipertahankan sekaligus sebagai penyedap rasa karena tinta cumi yang tercampur dengan bumbu akan menjadi saus yang lezat.
Penambahan aroma menggunakan daun jeruk serta kemangi membuat aroma masakan cumi-cumi woku menghasilkan aroma harum sekaligus cita rasa yang lezat.
Proses memasak cumi-cumi woku, disebut Lena, dimasak jangan terlalu lama sebab tekstur lembut dari cumi-cumi masih bisa dirasakan. Setelah matang melalui proses pemasakan selama kurang lebih tiga puluh menit, cumi-cumi woku khas pesisir Lampung Selatan siap disajikan.
Sebagai pelengkap penyajian cumi-cumi woku tinta belanga, Lena juga kerap menyediakan sambal dabu-dabu. Sambal dabu-dabu dibuat dengan irisan tomat, cabai merah, bawang merah, penyedap rasa serta kecap manis.
“Selain menu kuliner cumi-cumi woku tinta belanga, keluarga saya juga kerap minta dibuatkan ikan bakar sebagai variasi menikmati makanan olahan laut,” beber Lena.

Opung, salah satu penyuka makanan laut terutama cumi-cumi mengaku, menikmati makanan laut dengan berbagai varian. Khusus untuk cumi-cumi woku tinta belanga, cumi-cumi yang sudah matang dicampur dengan segala bumbu rempah supaya menambah selera makan.