YBI: Peran Serta Generasi Muda Sangat Diperlukan untuk Kelestarian Batik
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
Yayasan Batik Indonesia yang konsen terhadap perlindungan batik berupaya keras untuk mengkapayekan cinta terhadap batik tradisional. Berbagai gerakan dilakukan, salah satunya dengan meminimalisir pembelian batik printing untuk pakaian atau koleksi.
“Kalau untuk perlengkapan rumah tangga misalnya taplak, seprai atau sarung bantal boleh. Tapi kalau untuk baju atau koleksi jangan. Mari kita lestarikan batik agar tidak punah dengan membeli batik tradisional,” katanya.
Diakui Titiek, untuk bisa mendapatkan batik tulis (tradisional) tidaklah mudah. Bahkan, harga yang ditawarkan juga terpaut tinggi. Hal ini karena membutuhkan perjuangan panjang, baik dalam menentukan motif, pembatikan hingga menjadi sebuah karya yang sebenarnya sangat sulit untuk dibandingkan dengan nominalnya.
“Melalui Hari Batik Nasional ini kami ajak para generasi muda untuk bisa bersama-sama peduli pada batik. Ikut melestarikan batik,” tandasnya.
Beberapa langkah yang telah dan akan terus dilakukan Yayasan Batik Indonesia untuk tetap melestarikan batik adalah dengan memberikan penghargaan kepada pekerja batik yang usianya telah senja. Tak hanya itu, sebagai apresiasi untuk generasi muda, pihaknya juga memberikan penghargaan bagi mereka yang mau belajar untuk menjadi pembatik.
“Kita berikan perhargaan untuk mereka yang sudah puluhan tahun kerja sebagai pembatik. Demikian pula untuk pembatik yang masih baru sehingga dapat melestarikan batik tulis,” pungkasnya.