Tiga Sirene Tsunami di Aceh Rusak

Early Warning System (EWS) tsunami - Foto Istimewa

BANDA ACEH – Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat, tiga dari enam sirene tanda bahaya tsunami, yang terpasang di dua daerah di Aceh, rusak.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBA, Muhammad Syahril, mengatakan, ketiga sirene tsunami tersebut berada di tiga tower sistem peringatan dini tsunami yang berbeda. “Dua tower sistem perngatan dini tsunami belum diperbaiki oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Jumat (26/10/2018) pagi, ada satu pengeras suara lagi yang rusak di TEWS Lam Awe, Aceh Besar,” ungkapnya, Jumat (26/10/2018).

Kedua tower yang mengalami kerusakan tersebut, terpasang di TEWS Lhoknga, dan TEWS Kajhu, yang berada di Kabupaten Aceh Besar. Masing-masing tower sistem peringatan dini tsunami tersebut, tidak bisa mengeluarkan suara asli sirene tsunami, karena mengalami kerusakan pada bagian chip, atau komponen sejak uji coba terakhir sebulan lalu.

Sedangkan ketiga tower TEWS lain yakni TEWS Kantor Gubernur, TEWS Lampulo, TEWS Blang Oi di Kota Banda Aceh, berfungsi normal dengan mengeluarkan suara asli, sebagai pertanda sirine tsunami. “Kita secara rutin melakukan uji coba sirine tsunami, setiap tanggal 26, setiap bulan, tepat pukul 10.00 WIB di enam tower,” jelas Syahril.

Tahap pelaksanaan dimulai dengan membunyikan sound testing selama tiga menit di TEWS Kajhu dan TEWS Lhoknga, selanjutnya diteruskan real sound, enam menit di empat lokasi TEWS lainnya.

Wahed (51), warga yang sedang melintas dengan kendaraan di Jl Panglima Nyak Makam, di depan kantor Gubernur Aceh mengaku, tidak terkejut dengan suara sirene tsunami. “Kalau trauma tsunami, masih ada. Tetapi hari ini (Jumat) kan, tanggal 26 Oktober. Adalah waktu pengetesan sirene tsunami di enam lokasi,” tandasnya. (Ant)

Lihat juga...