Swasembada Pangan, Presiden Soeharto Angkat Martabat Indonesia di Mata Dunia

Editor: Satmoko Budi Santoso

Teknologi pertanian diperkenalkan dan disebarluaskan kepada para petani melalui kegiatan penyuluhan. Pemerintah menempatkan para penyuluh pertanian di tingkat desa dan kelompok petani.

Selain program penyuluhan, Kelompencapir (kelompok pendengar, pembaca, pemirsa), juga menjadi salah satu program pertanian Orde Baru yang khas, karena menyuguhkan temu wicara langsung antara petani, nelayan, dan peternak dengan menteri atau Presiden Soeharto. Kelompencapir juga menyelenggarakan kompetisi cerdas cermat pertanian yang diikuti oleh para petani berprestasi dari berbagai daerah.

Program kerja pertanian Pak Harto berbuah prestasi. Indonesia yang dikenal sebagai negara agraria pengimpor beras terbesar pada 1966, mampu mencukupi kebutuhan pangan di dalam negeri melalui swasembada beras pada 1984. Pada 1969 Indonesia memproduksi beras sekitar 12,2 juta ton beras, sementara pada 1984, bisa mencapai 25,8 juta ton beras.

Kesuksesan ini mengantarkan Pak Harto menerima penghargaan dari Dirjen FAO Edouard Saouma dan kemudian diundang khusus untuk berpidato di depan Konferensi ke-23 FAO di Roma, Italia, 14 November 1985.

Segala upaya dan jerih payah yang berbuah manis memang patut dikenang, bahwa dengan swasembada pangan, Presiden Soeharto memang dapat mengangkat martabat Indonesia di mata dunia.

Lihat juga...