Swasembada Pangan, Presiden Soeharto Angkat Martabat Indonesia di Mata Dunia
Editor: Satmoko Budi Santoso
Pada zaman Orde Baru, Presiden Soeharto mengukuhkan bahwa Indonesia mampu mempertahankan swasembada pangan sebagai bangsa yang berdaulat penuh, dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, hingga berlebih, sampai Indonesia mampu mengekspor 100.000 ton beras ke Vietnam.
Banyak momen istimewa yang menjadikan Indonesia sukses dalam swasembada pangan, seperti di antaranya panen raya yang terjadi pada tanggal 24 Februari 1990, sebagaimana dikutip dari laman www.soeharto.co. Bahwa Presiden Soeharto dan Ibu Tien mengadakan kunjungan kerja ke Sumatera Selatan untuk menghadiri upacara Panen Raya Supra Insus Musim Tanam 1989/1990.
Dalam acara panen raya itu, Presiden Soeharto mengadakan dialog dengan para petani setempat dan mengajak masyarakat untuk berani mengajukan rasa keberatan dan saran-saran jika mengetahui ada hal-hal yang kurang benar.
“Dalam alam demokrasi, kalau ada hal-hal yang kurang benar, masyarakat jangan diam saja, melainkan mengajukan keberatan dan saran,“ tegas Presiden Soeharto.
Menurut Presiden, mengajukan keberatan dan saran akan lebih baik daripada mengungkapkan hal-hal yang kurang benar kepada orang luar.
Banyak panen raya di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, yang mengukuhkan bahwa pada zaman Orde Baru Indonesia memang mampu mempertahankan swasembada pangan, sebagai bangsa yang berdaulat penuh dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
Presiden Soeharto mengawali masa pemerintahannya pada 1966 dengan memprioritaskan sektor agraria dan mengeluarkan berbagai kebijakan yang mengarah pada revolusi pangan. Hal ini ditempuh karena kemiskinan dan kelangkaan pangan menjadi prahara sekaligus pemantik munculnya konflik dan krisis politik yang melanda Indonesia yang masih belia saat itu.