Pertemuan ASEAN Hasilkan Deklarasi Yogyakarta
YOGYAKARTA — Pertemuan tingkat menteri ASEAN untuk urusan kebudayaan dan kesenian (ASEAN Ministers Responsible for Culture and Arts/AMCA) mengadopsi Deklarasi Yogyakarta tentang Merangkul Budaya Pencegahan untuk Memperkaya Identitas ASEAN yang disepakati di Yogyakarta, Rabu (24/10/2018).
Dalam Deklarasi Yogyakarta, seluruh menteri yang bertanggung jawab atas kebudayaan dan seni negara anggota ASEAN setuju untuk mengutamakan budaya pencegahan untuk masyarakat yang damai, inklusif, tangguh, sehat dan harmonis dengan semangat untuk memperkaya identitas ASEAN ke dalam semua aspek di bawah sektor budaya dan seni ASEAN.
“Jadi culture of prevention (budaya pencegahan) ini akan mewarnai kegiatan-kegiatan yang terjadi di antara negara anggota sendiri, bersama-sama sebagai ASEAN, dan sebagai ASEAN dengan tiga partner dialog,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid.
Selain itu, seluruh menteri sepakat untuk mendukung pelaksanaan elemen-elemen pendukung budaya pencegahan sejalan dengan ASEAN Strategic Plan for Culture and Arts 2016-2025, terutama dalam mempromosikan budaya perdamaian dan pemahaman antar budaya, dan memperkenalkan budaya yang mendukung nilai-nilai moderasi melalui lintas sektoral dan koordinasi antarpilar di ASEAN, serta memastikan proses pengarusutamaan budaya pencegahan dalam sektor kebudayaan dan seni bersifat inklusif.
Para menteri juga setuju untuk mempromosikan kegiatan hulu di bawah sektor kebudayaan dan seni pada tingkat yang berbeda termasuk tingkat nasional, regional dan internasional dengan semangat budaya pencegahan yang dapat berkontribusi positif terhadap pengembangan ASEAN sebagai anggota proaktif dari komunitas global dan memupuk dinamika identitas ASEAN.