Jelang Asian Para Games 2018, Sekolah tak Diliburkan

Editor: Satmoko Budi Santoso

Sementara itu, INAPGOC juga menyiapkan kuota 15 ribu untuk anak sekolah yang ingin menyaksikan Asian Para Games. Jumlah tersebut terdiri dari siswa umum dan berkebutuhan khusus.

“Tetap banyak dari sekolah yang UMKM formal, karena untuk anak luar biasa juga tidak sederhana. Karena anak luar biasa ini orangtuanya mesti ikut, mendampingi,” jelasnya.

Saat ini pihaknya sedang memetakan penjadwalan supaya setiap sekolah bisa berkesempatan untuk menonton pertandingan.

“Nanti akan digilir. Misalnya untuk Sekolah A, akan kebagian menonton di hari pertama lomba, lalu di hari kedua (yang menonton) sekolah lain, dan seterusnya. Biar semua punya pengalaman itu,” ucap Bowo.

Namun terkait moda transportasi, Bowo mengatakan, Dinas Perhubungan akan mengatur penjemputan pelajar yang akan menyaksikan pertandingan Asian Para Games. Tiap sekolah akan menyaksikan pertandingan secara bergiliran dari hari pertama sampai terakhir.

“Supaya semua bisa memiliki pengalaman menyaksikan,” kata Bowo.

Akan tetapi, Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan lebih mengutamakan sekolah umum serta hanya mengakomodasi difabel seperti tuna rungu, tuna wicara, dan tuna daksa ringan. Keputusan itu diambil karena Dinas Pendidikan dan Dinas Perhubungan memiliki keterbatasan dalam memberikan akses bagi difabel lain di luar itu.

Diketahui, Asian Para Games adalah multi event negara-negara se-Asia khusus untuk atlet disabilitas. Asian Para Games tercatat sudah berlangsung dua kali, yaitu di Guangzhou, China, pada 2010 dan Incheon, Korea Selatan, pada 2014.

Perhelatan Asian Para Games 6-13 Oktober 2018. Kebijakan ini berbeda saat Asian Games berlangsung 18 Agustus sampai 2 September lalu.

Lihat juga...