Generasi Milenial Butuh Film Sejarah untuk Edukasi

Editor: Mahadeva WS

SOLO – Film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI, tidak familiar untuk kaum milenial. Hal itu dikarenakan, pasca reformasi, film yang disutradarai Arifin C. Noor tersebut tidak lagi diputar di televisi umum. Hal tersebut dinilai, menyebabkan terjadinya gangguan transformasi sejarah yang terputus.

Dampaknya, anak muda saat ini, tidak sedikit yang apatis dengan pemutaran film yang sangat bersejarah untuk Indonesia tersebut. Hal itu dikarenakan, minimnya pemahaman dan edukasi, bagaimana paham komunis yang menghalakan segala cara, agar bisa menguasai Indonesia.

“Menurut saya komunis memang tidak bagus. Cuma masih banyak teman yang kurang sadar betapa bahayanya komunis,” kata Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Jimmi Mahfadilah, kepada cendana news usai Nobar Film G30S/PKI di Halaman Masjid Nurul Iman Kalitan, Senin (1/10/2018) dinihari.

Rasa apatis tersebut terlihat dari minimnya minat generasi muda yang mau diajak Nobar film G30SPKI. Tidak sedikit dari kalangan anak muda yang menyebut jika komunis adalah bagian dari sejarah dan itu telah lampau. “Banyak teman saya saat diajak Nobar tidak mau. Mereka menilai komunis hanya masa lalu. Menganggap enteng lah,” tandasnya.

Menurut Jimmi, secara teori para mahasiswa paham tentang ajaran komunis, termasuk tokoh-tokoh komunis dan sosialis. Meskipun mengetahui ajaran tokoh-tokoh komunis, generasi saat ini tidak mengetahui ancaman dibaliknya, ketika komunis menguasai negara. “Sebenarnya mereka paham, tapi mereka terlihat fine-fine aja. Maka harapan saya kepada pemerintah bagaimana cara membendung komunis agar tidak merebak di kalangan muda, dan masyarakat,” pintanya.

Lihat juga...