Yang Masih Dicekam Gelap di Tepi Kemusuk

OLEH THOWAF ZUHARON

BANYAK orang menyepakati, senja selalu menjadi keajaiban panorama yang dinantikan oleh banyak orang di tepi pantai. Bahkan, rona senja yang kuning keemasan, senantiasa menjadi idola para pendaki di puncak gunung. Banyak orang tergoda untuk membuat prosa, lagu, ataupun puisi tentang senja, sebagaimana pengarang Seno Gumira Ajidarma membuat cerita pendek berjudul “Sepotong Senja untuk Pacarku”.

Sayangnya, keindahan senja yang selalu dirindukan banyak orang, justru selalu terasa sebagai awal dari mimpi buruk malam hari yang mencekam bagi Titin Prihatiningrum (gadis berusia 17 tahun yang masih belajar di bangku kelas 12 SMA Negeri Sedayu). Bagi gadis berkerudung ini, malam betul-betul terasa sebagai awal dari keprihatinan seorang Titin Prihatiningrum, karena sama sekali tak ada listrik mengalir di rumahnya sejak ia lahir. Meski sesekali, ketika masa rembulan penuh (padhang mbulan), Titin sedikit merasa bahagia ketika cahaya tipis rembulan menerobos melalui longkangan dan kisi-kisi jendela rumahnya.

Sejak Titin lahir ke mayapada pada awal tahun 2000-an, hingga sekarang, ia tinggal di rumah yang ditinggali keluarga besar dan adik-adiknya di Ndhung (gundukan tanah di tengah ladang tebu, Red) Kranthil, RT 08 Padukuhan Panggang, Kelurahan Argo Mulyo, berlokasi kira-kira satu setengah kilometer barat daya Museum Presiden Soeharto. Sebuah kawasan subur makmur yang sejak 1982 hingga 2018 ini, berkah listrik masih terus bisa dinikmati benderangnya di seluruh rumah di Dusun Kemusuk, bahkan telah tersebar luas di seluruh wilayah Kelurahan Argomulyo.

Saat ini, jalan menuju Museum Presiden Soeharto pun, selalu benderang untuk dilalui para pengunjung di malam hari. Para petani Kemusuk yang ingin menyuluh sawahnya di malam hari, bisa bekerja dengan terang, tak perlu khawatir harus mengendap-endap dalam gelap. Namun, diam-diam, di balik benderang cahaya yang memancar pada 953 hektare kawasan Kelurahan Argomulyo, ada satu noktah kawasan gelap di Kelurahan Argomulyo yang sama sekali tak berkesempatan untuk tersentuh cahaya listrik, sejak 1982 hingga sekarang. Hanya rumah Titin dan keluarga besarnya saja di Ndhung Kranthil yang sama sekali belum pernah mengalami benderang listrik.

Lihat juga...