Sanggar Mawar Budaya, Lestarikan Budaya Betawi
Editor: Makmun Hidayat
“Seni itu tidak terbatas oleh apapun maka menggabungkan berbagai unsur, seperti seni suara, gerak tari, teater, pantun bertutur dan bela diri terangkum dalam bingkai tanpa batas menampilkan aneka seni tari betawi,” jelas Santi yang menjabat Kepala Bagian Produksi dan Kreatif Program Bidang Budaya TMII.

Gelaran tanpa batas ditutup penampilan drama tari “Tuan We dan Dasima : Cinta, Tragedi dan Pengorbanan”, yang menyatukan kisah cinta mereka hingga merajut mahligai rumah tangga.
Namun dalam kebahagian, suami Dasima yang merupakan orang asing tersebut ditugaskan untuk kembali ke negaranya tapi tidak diperbolehkan membawa sang istri tercinta.
Cinta keduanya terbelenggu dalam jarak dan waktu hingga derita menimpa Dasima yang berakhir di ujung maut. Tua We menemukan Dasima, istri tercinta terkujur tak bernapas di aliran sungai Ciliwung.
Manager Informasi Budaya dan Wisata TMII, Dwi Windyarto mengatakan, TMII memberikan ruang dan tempat bagi seniman untuk berproses dan berkarya.
Seiring dengan misi TMII, yaitu sebagai wahana pelestarian, pembinaan dan pengembangan kebudayaan Indonesia. “Seni tradisi tak lengkang dimakan zaman, dan pasti akan berkembang. Saya apresiasi Mawar Budaya yang telah lestarikan budaya betawi dan seni tradisi,” pungkasnya.