TANJUNGPINANG – Komoditas padi jagung mulai diperdagangkan di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, meski saat ini masih dalam jumlah terbatas.
Sekretaris Daerah Kabupaten Lingga, Juramadi Esram, mengatakan, padi jagung merupakan varietas dari padi invago, yang belum lama ini dikembangkan petani di Daik Lingga dan Dabo Singkep. Namun yang baru memperjualbelikan padi jenis ini di Daik.
“Penjualan masih terbatas, sebab satu hektare lahan baru menghasilkan 4 ton. Target kami, petani dapat menghasilkan 6-7 ton per hektare,” ujarnya, Minggu (30/9/2018).
Esram mengemukakan, harga beras invago yang dijual di Pasar Daik mencapai Rp10.000, dengan kemasan tanpa merk. Kalau diberi kemasan yang bagus, pasti harganya lebih mahal, karena itu penjualan masih menggunakan kantong biasa.
Sementara, padi jagung yang dikembangkan di Dabo diperkirakan dalam waktu dekat akan panen. “Di kawasan ini, masih on progress. Mudah-mudahan dalam waktu dekat panen,” ucapnya.
Menurut dia, peminat beras invago cukup banyak. Bahkan, warga dari berbagai daerah juga ingin merasakan makan beras invago.
“Beras itu selalu habis. Banyak juga warga Tanjungpinang dan daerah lainnya di Kepri beli beras itu,” katanya.
Menanam padi jagung jauh lebih mudah dibanding padi umumnya. Padi jagung dapat ditanam di atas lahan yang bukan persawahan. Bahkan, dapat ditanam dengan menggunakan polybag atau pot. “Mengembangkan padi jenis ini lebih sederhana,” katanya. (Ant)