KRFL Sesalkan Pernyataan Dinkes Soal Stok VAR
Editor: Mahadeva WS
BAJAWA – Kasus rabies yang terjadi di pulau Flores dan Lembata kian memprihatinkan. Diperlukan langkah cepat dari pemerintah daerah, untuk menangani kasus tersebut, agar tidak ada lagi nyawa manusia yang mati sia-sia akibat virus rabies.
“Kami menyesalkan pernyataan dari Dinas Kesehatan kabupaten Ngada yang mengatakan, Vaksin Anti Rabies (VAR) habis, padahal vaksin tersebut ada di provinsi atau di Kupang, sehingga hanya perlu diambil,” tandas Sekertaris Komite Rabies Flores dan Lembata (KRFL), dr. Asep Purnama, Jumat (7/9/2018).
Dokter Asep menegaskan, Dinas Kesehatan, Kabupaten Ngada mengatakan, akan mengambilnya bersama dengan vaksin lain. Sementara, pemberian vaksin merupakan satu-satunya, agar manusia yang terkena gigitan hewan pengidap rabies bisa diselamatkan.
Harusnya sebelum vaksin habis, atau setelah habis, harus segera diambil ke Kupang, dan jangan menunggu waktu. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa manusia, yang tergigit hewan terinveksi rabies, hanya lewat pemberian suntikan vaksin anti rabies. “Harusnya pejabat tersebut mempunyai kewenangan untuk mendatangkan vaksin anti rabies, berjuang keras untuk menyediakan stok vaksin tersebut, sesegera mungkin bukannya menunggu saja dan mengulur waktu,” sesalnya.
Asep sepakat, dengan pernyatan pejabat di Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada, yang akan mengambil vaksin bersama vaksin lainnya saat ke Kupang. Hal itu untuk menghemat anggaran. Namun demikian, harus dipikirkan juga permasalahan rabies ini menyangkut nyawa manusia. “Ini kan situasinya gawat darurat, sementara di Kabupaten Ende dan Nagekeo sudah ada yang meninggal akibat digigit hewan penular rabies, sehingga virus ini pasti akan menyebar ke Kabupaten Ngada yang letaknya berdekatan. Kasus gigitan mulai banyak di setiap kabupaten, menandakan virus rabies mulai ada,” tandasnya.