Jalan Tol VI: Sosrobahu yang Berarti Seribu Pundak
Oleh: Siti Hardijanti Rukmana
Sahabat,
Dengan dapatnya kami bridging finance dari sumber di luar negeri, membuat semangat kami semakin terpacu. Mengingat banyaknya waktu yang telah kami lewati dan hasil yang kami dapat relatif sangat sedikit, sedang waktu tak mau menunggu, maka dalam pelaksanaannya, kami memutuskan untuk bekerja selama 24 jam, dengan bergantian pekerja tiga kali.
Kemudian di dalam pembangunan proyek ini, kami menerapkan, Program Analisa Teknik dan Nilai (Value Engineering), di singkat menjadi PATEN. Program ini adalah, suatu metoda penganalisaan kembali untuk mendapatkan penghematan, baik biaya maupun waktu, tanpa sama sekali mengubah fungsi dan kekuatan konstruksi. Setiap selesai pekerjaan di lapangan, semua petugas lapangan inti, mengadakan evaluasi langsung, begitu ada masalah ditemui, maka PATEN langsung diterapkan. Dengan demikian percepatan dapat kami dapatkan, tanpa harus menunggu lama.
Sahabat,
Sebagaimana telah diketahui, bahwa dalam pelaksanaan proyek ini kami menggunakan Sistem Landas Putar Bebas Hambatan, yang ditemukan oleh seorang putra Indonesia, Ir Rake. Pada tanggal 27 Juli diadakan pemutaran pada Pier no 71. Saya tunggu kok tidak diputar-putar, setelah saya cek, ternyata tidak satupun yang berani mengambil keputusan untuk memutar.
Saya panggil pak Rake sang penemu, saya tanyakan: “Pak Rake, pak Rake yang membuat teknologi ini.”
“Betul ibu,” jawab pak Rake.
“Menurut pak Rake apakah Pier ini dapat berputar dengan sistem yang bapak buat?” saya tanyakan lagi.
Pak Rake serta merta menjawab: “Bisa ibu.”
“Pak Rake yakin sekarang ini Pier ini bisa diputar?”
“Saya yakin ibu, pier ini bisa diputar.” jawabnya tegas.