Jalan Tol III: Perjuangkan Harapanmu dan Kawan-kawanmu

Oleh: Siti Hardijanti Rukmana

Sahabat,
Bisa sahabat bayangkan bagaimana perasaan saya saat itu. Betul, marah, kesal, bingung, sebel, dan masih banyak lagi perasaan yang buruk bermain di hati. Bohong besar kalau saya katakan pada saat itu saya merasa tenang menghadapinya. Kenapa ini terjadi justru di saat-saat akan menyerahkan usulan proyek untuk tender.

Baca Juga: Jalan Tol II: Terlalu Menarik Untuk Diabaikan

Kemana harus saya cari dana tersebut. Kalau saya pinjam uang dari Bank dalam negeri, biasanya harus dikembalikan dalam jangka waktu, delapan hingga 10 tahun. Sedangkan pembangunan jalan toll, melibatkan risiko yang besar dan merupakan investasi jangka panjang, karena ROI (Return of investment) yang juga panjang, penghitungan masa pengembaliannya 15 tahun. Dan Bank di Indonesia, tidak akan mampu mendanai mega proyek tersebut, sendiri.

Sedangkan kalau saya memakai pinjaman Bank luar negeri, selunak-lunaknya pinjaman luar negeri, akan menjadi berat kalau memperhitungkan kemungkinan devaluasi rupiah, dan biasanya, mereka memberi persyaratan,

  • harus memakai bahan baku, dari Negara pendana, sehingga akan membebani biaya proyek, karena tambahan biaya pengiriman. Sedangkan kami sudah memutuskan untuk memakai semua produk Indonesia.
  • harus memakai kontraktor asing padahal kami telah bertekad memakai kontraktor Indonesia.

Pada saat begini, teringat saya dengan pesan bapak, “Apabila kamu merasa yakin dapat mengerjakannya, ya lakukan saja, kerjakan dengan segala resiko yang kamu hadapi.”
Siaaap bapak ….. akan saya hadapi semua resiko. Dan saya harus sabar, sholat dan tenang menghadapinya, sebagaimana pesan bapak juga, agar saya dapat memutuskan sesuatu dengan benar dan baik.

Saya bersama sebagian karyawan PT CMNP di atas tol Cawang-Priok
Saya bersama sebagian karyawan PT CMNP di atas tol Cawang-Priok
Lihat juga...