Tahun Baru Islam, Hijrah Penuh Keimanan
Editor: Mahadeva WS
JAKARTA – Cendekiawan Muslim, Didin Hafidhuddin mengatakan, Tahun Baru Islam 1 Muharam 1440 Hijriah, ditandai dengan proses hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Hijrah ini merupakan peristiwa yang sangat luar biasa.
Dengan adanya hijrah tersebut, terjadi perkembangan kualitas maupun kuantitas umat Islam di Madinah. Bahkan, ajaran Islam mulai diimplementasikan dalam hal-hal nyata kehidupan di Madinah. Ayat-ayat Alquran yang diturunkan di Madinah paska hijrah, adalah ayat-ayat yang berkaitan dengan syariah.
Sedangkan ketika di Makkah, ayat-ayat yang diturunkan berkaitan dengan akidah. Relevansinya dengan masa sekarang, umat Islam harus melaksankan hijrah dalam pengertian perilaku dan sikap. Bukan hijrah dalam pengertian tempat, atau berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. “Kenapa harus hijrah perilaku? Karena hijrah itu dalam Al Quran selalu terkait dengan Iman,” kata Didin kepada Cendana News di Jakarta, Selasa (11/9/2018).
Didin mencontohkan, di dalam surat Al Baqarah ayat 218 disebutkan, sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah SWT, mereka itu orang-orang yang akan mendapatkan rahmat dari Allah SWT. “Jadi hijrah dalam pengertian perilaku itu bagian dari iman. Implementasi iman itu ya hijrah,” tegas Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) tersebut.
Kemudian ada hijrah dari kemaksiatan menjadi ketaatan, hijrah dari kebodohan kepada ilmu, dari kezaliman kepada keadilan, hijrah dari khianat kepada amanah, hijrah dari sistem riba ke syariah. Juga hijrah dari pertentangan kepada kesatuan saling menghargai antar sesama.