Jalan Tol III: Perjuangkan Harapanmu dan Kawan-kawanmu

Oleh: Siti Hardijanti Rukmana

Saya ingat betul, hari itu hari jumat. Saya ditemani beberapa staf konsorsium bersiap-siap berangkat untuk menyerahkan proposal kami. Pada saat kami akan berangkat, tiba tiba bapak datang ke rumah saya, yang biasanya merupakan kebiasaan bapak menjenguk putra-putrinya. Antara gembira karena kehadiran bapak, tapi juga bingung karena dikejar waktu penyerahan.

Bapak selalu tahu kalau saya sedang galau ataupun bingung.

Bapak bertanya pada saya : “ Kamu mau pergi wuk.”

“Iya bapak, ini batas waktu penyerahan usulan proyek jalan toll Cawang Priok.” Saya mencoba menjelaskan

Sebelum saya menjelaskan lagi, bapak langsung berkata, “ Ya sudah, segera kamu pergi, jangan sampai terlambat.”

“Bapak dengan siapa nanti.” Saya menjawab cepat.

“Sudah kamu berangkat sekarang, jangan pikirkan bapak. Bapak banyak yang nemanin. Pikirkan perjuangan kalian.”

Haru saya mendengar ucapan bapak saat itu. Saya cium tangan bapak : “ Nyuwun pangestu bapak (mohon doa restu bapak).”

Bapak memeluk saya kemudian menjenggung dahi saya sambil berkata : “ Pergilah segera, jangan sampai terlambat, bapak doakan untuk kalian semua. Perjuangkan harapanmu dan kawan-kawanmu.”

Sekali lagi saya cium tangan bapak, dan langsung menuju garasi, tanpa aku sadari bapak mengikuti saya ke garasi. Beliau mengantarkan kami sampai garasi. Air mata harupun tak dapat saya bendung. Jaga bapak ibuku ya Allah.

Para pesaing kami terhenyak kaget, saat melihat kami, menyerahkan dokumen penawaran kami tepat sebelum sholat jum’at. Alhamdulillah.

Menunggu hasil pemeriksaan seluruh dokumen peserta tender, merupakan hari yang mendebarkan. Akhirnya datang berita yang kami tunggu.

Lihat juga...