Angin Kencang Landa Selat Sunda, Nelayan Istirahat Melaut

Editor: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Sejumlah nelayan tradisional di wilayah pesisir Rajabasa, Ketapang dan Bakauheni memilih istirahat akibat angin kencang.

Hasan, salah satu nelayan di dermaga bom Kalianda Lampung Selatan menyebut, angin kencang melanda sejak tiga hari terakhir. Sesuai dengan informasi dari Stasiun Meteorologi Maritim Lampung, kecepatan angin mencapai 20 knots di wilayah perairan Lampung. Pemilik kapal tradisional jenis bagan congkel mini itu tidak melaut dengan alasan faktor keamanan.

Hasan bersama sejumlah nelayan lain di dermaga Bom Kalianda menyebut, hanya sejumlah nelayan dengan kapal berkapasitas 25 hingga 30 gross ton yang masih beroperasi. Sebagai pemilik kapal dengan kapasitas 15 GT tersebut, ia bahkan menyebut, memilih memperbaiki peralatan tangkap ikan.

Opung, salah satu nelayan tangkap pancing rawe dasar menggunakan perahu kasko melakukan perbaikan pancing selama cuaca angin kencang [Foto: Henk Widi]
Sejumlah nelayan di antaranya memperbaiki mesin kapal, jaring serta pancing rawe dasar menunggu kondisi cuaca membaik.

“Kondisi cuaca perairan sedang, angin Selatan yang cukup kencang berimbas gelombang tinggi sehingga nelayan memilih istirahat. Menghindari risiko kecelakaan di laut dan hasil tangkapan kurang maksimal jika cuaca tidak bersahabat,” terang Hasan, salah satu nelayan bagan congkel di dermaga bom Kalianda, saat dikonfirmasi Cendana News, Jumat (14/9/2018).

Selain kapal bagan congkel, sejumlah nelayan kapal jenis kasko kerap menangkap ikan dengan menggunakan pancing rawe dasar. Sejumlah nelayan jenis kasko bahkan sebagian memanfaatkan cuaca tak bersahabat dengan melakukan proses docking atau perbaikan perahu.

Lihat juga...