Yogyakarta Diharapkan Mampu Pertahankan Predikat Kota Batik Dunia

Tugu Yogyakarta - Foto: Dok. CDN

SLEMAN — Ketua Dewan Kerajinan Nasional, Daerah Istimewa Yogyakarya GKR Hemas berharap Yogyakarta mampu mempertahankan predikat Kota Batik Dunia yang akan kembali dinilai oleh World Craft Council (WCC) pada Oktober 2018.

Hal tersebut diungkapkan GKR Hemas saat membuka Gebyar Batik Sleman 2018 yang diselenggarakan di Pawon Semar Hotel Alana Jalan Palagan, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Jumat malam (24/8/2018).

Dia menyampaikan bahwa penghargaan Yogyakarta sebagai batik dunia tersebut di raih karena kegigihan Yogyayakarta untuk mempertahankan batik-batik yang tetap menjadi acuan tradisi.

“Selain itu, faktor lain salah satunya yang menjadi penilaian ialah bahwa Yogyakarta memiliki balai batik dan juga penilaian bagi pembatik yang ada di Yogyakarta, termasuk salah satunya adanya pembelajaran batik di sekolah-sekolah guna menjaga keberlangsungan tradisi membatik itu sendiri,” katanya.

Turut mendampingi GKR Hemas diantaranya Bupati Sleman Sri Purnomo, Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, sebagai komitmen Pemerintah Kabupaten Sleman dalam mendorong perkembangan batik di Sleman, Pemerintah Kabupaten Sleman telah menetapkan Peraturan Bupati Nomor 35 Tahun 2015 tentang Tata Kelola Batik Sleman.

“Melalui Perbup ini hasil karya batik Sleman memiliki payung hukum dan perlindungan, sebagai upaya kami dalam menjaga originalitas batik Sleman,” katanya.

Ia mengatakan, dalam rangka memotivasi para pengrajin batik dalam menggunakan pewarna alam, Pemerintah Kabupaten Sleman bekerja sama dengan Dekranasda Sleman juga aktif memberikan ruang bagi pengrajin melalui pelaksanaan lomba batik warna alam.

Lihat juga...