Yogyakarta Diharapkan Mampu Pertahankan Predikat Kota Batik Dunia
“Melalui corak batik juga mampu menjaga kelestarian alam Sleman itu sendiri, dengan mulai beralih ke bahan-bahan yang ramah lingkungan,” katanya.
Ia berharap terselenggaranya kegiatan ini tidak hanya dapat semakin mendeklarasikan Yogyakarta sebagai kota batik di mata dunia, namun juga mampu semakin menggeliatkan keberadaan batik di Sleman khususnya maupun kabupaten/kota DIY lainnya.
Sementara itu, Kepala Disperindag Kabupaten Sleman, Tri Endah Yitnani, menyebut Gebyar Batik Sleman 2018 diselenggarakan dengan tujuan untuk mendukung pelaksanaan Jogja International Batik Biennale (JIBB) 2018 sebagai upaya untuk mempertahankan predikat Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia (World Batik City) yang setelah memenuhi tujuh kriteria ditetapkan oleh World Craft Council (WCC).
Menurut dia, kegiatan yang bertemakan “Innovation for Sustainable Future” tersebut berlangsung dari 24-26 Agustus 2018.
“Pada kegiatan tersebut juga terdapat 60 Bazaar dan Pameran Batik IKM batik yang terdiri dari 50 stan untuk IKM Sleman, lima stan untuk Kabupaten Gunung kidul, dan lima stan untuk DIY, fashion show, workshop ayo membatik, dan talkshow,” katanya.
Sebelumnya pada pembukaan tersebut, para tamu undangan disuguhi Tari Parijata Sinangling oleh Sanggar tari Kembang Sakura binaan dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman dan pertunjukan fashion show finalis lomba desain busana Sleman. (Ant)