Sering Terjadi Gempa, Pemkab Gianyar Gelar Upacara Adat

Editor: Satmoko Budi Santoso

GIANYAR – Terkait bencana alam gempa bumi yang terjadi secara beruntun belakangan, Pemkab Gianyar menggelar upacara pemarisudha jagat di Padmasana dan halaman Kantor Bupati Gianyar.

Upacara dipuput atau dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Wayahan Bun dari Griya Sanur Pejeng, Kamis (23/8/2018).

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Bina Mental Setda Kab. Gianyar, Ngakan Jati Ambarsika mengatakan, pecaruan atau upacara pemarisudha jagat ini digelar terkait dengan adanya bencana alam gempa bumi yang berpusat di Pulau Lombok dan berdampak cukup besar pula di wilayah Bali.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat dan Bina Mental Setda Kab. Gianyar, Ngakan Jati Ambarsika (dua dari kiri).-Foto: Sultan Anshori.

Menurut Ngakan Jati Ambarsika, berdasarkan sastra atau Lontar Roga Sanghara Bumi, dalam kurun waktu lima tahun masyarakat di Bali wajib melaksanakan tawur agung yang disebut Panca Wali Krama yang dipusatkan di Pura Besakih.

“Menurut kepercayaan, dalam kurun lima tahun tersebut telah terjadi kekotoran di bumi yang disebut cemer, maka wajib dilakukan tawur agung. Namun apabila terjadi bencana
alam yang sifatnya insidental dan masyarakat Bali menginginkan kerahayuan jagat, maka dalam lontar Roga Sanghara Bumi dapat dilakukan beberapa jenis upacara keselamatan,” kata Ngakan Jati Ambarsika, saat ditemui di sela-sela upacara.

Menurut Ngakan lagi, upacara penyucian bumi dilakukan sesuai dengan tingkatannya. Mulai dari upacara tingkat rumah tangga, desa/kecamatan, kabupaten/kota maupun tingkat provinsi. Upacara ditujukan pada para dewa, bhuta kala, agar mau memaafkan ulah manusia dan menjadikan bumi ini suci serta bersih kembali.

Lihat juga...