Resep Juara ala Ranomi, Perenang Berdarah Jawa-Belanda

Atlet Juga Manusia

Selama sembilan hari, Ranomi pernah masuk rumah sakit karena didiagnosa terkena virus meningitis sehingga dia tak bisa berjuang bersama timnya di kejuaraan Eropa 2010.

Tapi di tahun yang sama, Ranomi melakukan “come back” setelah sakit dengan memenangi emas pertama di nomor individu 50 meter dan 100 meter gaya bebas di kejuaraan dunia di Dubai.

“Aku kembali di jalur menuju olimpiade, dan itu memberiku kepercayaan diri yang tinggi,” kata Ranomi.

Sampai di Olimpiade London 2012, Ranomi dan tim sebagai juara bertahan memasang target tiga medali emas di nomor 4×100 m, 100 m, dan 50 m.

Namun, di nomor 4×100 m, Ranomi dan tak mampu mempertahankan gelar juaranya dan harus puas dengan medali perak. Rasa kecewa pun tak terelakkan karena mereka kehilangan medali emas.

“Lalu aku berpikir, ini bukan lah pola pikir yang bagus. Berpikir positif. Fokus ke apa yang akan datang, ini bukan lah akhir. Perak juga bagus. Kami masih punya perlombaan besok. Kami harus fokus,” kata Ranomi.

Berbekal fokus dan pikiran positif, Ranomi akhirnya berhasil merebut emas di nomor 100 m hari itu dan 50 m gaya bebas di hari yang lain di London.

“Aku sangat senang karena impianku menjadi kenyataan dan aku kira waktu itu aku adalah gadis paling bahagia di dunia,” kata Ranomi.

Salah satu pesan yang paling diingat Ranomi dari salah satu mentornya adalah “jika kita tak bisa mengendalikan apa yang terjadi di kehidupan, tapi kita bisa mengendalikan diri kita untuk merespon hal tersebut”.

“Semuanya adalah tentang bagaimana mengalahkan krisis, luka ataupun kekalahan. Sejak saat itu, saya hanya mulai fokus di hal-hal yang baik dan berpikir positif,” kata Ranomi.

Lihat juga...