Resep Juara ala Ranomi, Perenang Berdarah Jawa-Belanda

“Aku hanya ingin bersenang-senang waktu itu. Jadi aku teruskan berlatih dan memenangi kompetisi,” tuturnya.

Di usia 15-16 Ranomi sadar jika dia memiliki talenta lebih daripada rata-rata anak seusianya setelah dia meraih medali di kejuaraan renang junior Eropa.

Ranomi melakukan debut internasional pertamanya di kejuaraan Eropa di Budapest, Hungaria, tahun 2006, dimana dia dan timnya menjadi yang terbaik kedua dan meraih medali senior internasional di nomor 4×100 m relay gaya bebas.

Dari sana lah, Ranomi muda berpikir serius tentang renang. “Apa yang terjadi jika aku fokus di renang? Seberapa jauh aku bisa raih? Mampukah aku menjadi juara eropa di ajang individu, atau mampukah aku menjadi juara dunia? Kemudian aku bermimpi lebih besar lagi,” kata Ranomi.

Sepulangnya dari kejuaraan Eropa 2006 itu, Ranomi bersama pelatihnya membidik Olimpiade Beijing 2008, walaupun tak sedikit pihak yang meragukan ambisi mereka.

Ranomi berada di atas angin setelah meraih medali perak di kejuaraan dunia Melbourne 2007 di nomor 4x100m relay gaya bebas dan medali emas dengan memecahkan rekor dunia di nomor yang sama pada kejuaraan Eropa 2008.

Di Olimpiade Beijing 2008, beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-18, Ranomi menjadi juara olimpiade dengan medali emas di nomor 4x100m gaya bebas, sekali lagi bersama timnya, Inge Dekker, Femke Heemskerk dan Marleen Veldhuis.

Kejutan kembali dibuat oleh Ranomi dan timnya ketika menjadi juara di kejuaraan dunia 2009 di Roma, Italia.

“Jadi waktu itu kami adalah juara Eropa, juara olimpiade, dan juara dunia, dan orang-orang memanggil kami the Golden Girls,” kata Ranomi.

Lihat juga...