Pak Harto, Gajah Mungkur dan Mitos Sisifus
Oleh Mahpudi, MT

Maka, dengan segala daya dan upaya, termasuk memindahkan ribuan penduduk dalam program Transmigrasi Bedol Desa, akhirnya, Bendungan Gajah Mungkur berhasil diwujudkan. Bendungan seluas 8800 hektar ini mampu mengairi 23.600 hektar sawah, mampu memasok air minum untuk seluruh penduduk kota Wonogiri, dan membangkitkan listrik sebesar 12,4 Megawatt.
Namun, dalam pidato itu, buru-buru Pak Harto mengingatkan kepada rakyatnya bahwa kehadiran Gajah Mungkur hanya sebuah solusi. Bangsa Indonesia masih memiliki ratusan, bahkan ribuan permasalahan yang harus dicarikan solusinya. Dalam bahasa yang sangat dramatis berbau “mitos Sisifus” (mitologi Yunani tentang Sisifus yang dihukum para dewa mendorong batu ke arah puncak bukit, dan ketika tiba di puncak, batu itu berguling kembali ke bawah, demikian seterusnya), Pak Harto bertutur, bahwa masalah tersebut tak pernah selesai. Sebab, pembangunan selalu membawa persoalan-persoalan dan tuntutan-tuntutan baru.
Dalam perjalanan kami melintasi Hutan Jati, hari makin gelap. Kiri-kanan jalan hanya hutan yang gelap gulita pula. Sesekali, kami berpapasan dengan kendaraan lain. Samar-samar, tertulis papan petunjuk jalan : Pracimantoro. Jalanan inilah yang pernah ditempuh Pak Harto melanjutkan incognito ketika usai melakukan reuni dengan kawan-kawan masa kecilnya di Wuryantoro, empat puluh dua tahun silam. ***