Minim Upaya Konservasi, Kekayaan Pertanian Hilang

Editor: Satmoko Budi Santoso

YOGYAKARTA – Kekayaan sumber daya genetik tanaman pertanian Indonesia diketahui terus berkurang akibat minimnya upaya konservasi genetik. Hal itu disebabkan karena pemanfaatan berlebihan pada jenis varietas tanaman tertentu.

Tercatat sekitar 75 persen keanekaragaman sumber daya genetik tanaman Indonesia saat ini hilang dan berkurang.

Hal itu diungkapkan Dosen IPB, Prof. Dr Muhammad Syukur SP. M.Si, dalam Workshop Pengelolaan Sumber Daya Genetik yang diselenggarakan oleh Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM, baru-baru ini.

Syukur mengatakan, mayoritas sumber daya genetik pertanian yang hilang didominasi oleh jenis tanaman varietas lokal.

“Varietas lokal yang tidak dimanfaatkan maka akan hilang. Seharusnya petani di indonesia tidak menanam tanaman dengan varietas yang sama,” kata Syukur.

Dosen IPB ini menuturkan, jumlah persentase plasma nutfah yang ada di Indonesia mencapai 17 persen dari total kekayaan genetik tumbuhan yang ada di dunia. Tercatat, ada sebanyak 3.256 spesies tanaman, yang mayoritas merupakan tanaman obat, belum dieksplorasi hingga saat ini.

Hal itu diperparah dengan jumlah peneliti pemuliaan tanaman yang ada hanya sekitar 1500 orang. Jumlah tersebut menurutnya, tidak mencukupi untuk usaha mengkonversi sumber daya genetik tanaman pangan pertanian. Menurutnya, perlu adanya peningkatan kuantitas dan kualitas para pemulia tanaman.

“Perlu ada upaya peningkatan kapasitas, dana dan fasilitas,” ungkapnya.

Padahal, untuk bisa menghasilkan jenis tanaman varietas baru sendiri, dikatakan diperlakukan proses tahapan pemuliaan tanaman yang begitu panjang. Mulai pengoleksian genetik, seleksi, hibridasi hingga pelepasan varietas. “Setidaknya diperlukan 5-10 tahun untuk bisa menghasilkan varitas baru,” katanya.

Lihat juga...