Lokasi Pembangunan Monumen TdS Masih dalam Kajian

Editor: Koko Triarko

SOLOK – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, masih mengkaji rencana pembangunan Monumen Tour de Singkarak (TdS) di Kabupaten Solok, karena dibutuhkan tempat yang strategis. 
Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit, mengatakan, pembangunan monumen TdS bertujuan untuk memberikan tanda sejarah bagi Sumatera Barat, khusus kabupaten Solok, bahwa iven balap sepeda internasional itu berawal dari Danau Singakarak.
“Saya berpendapat, dengan adanya monumen TdS, juga bisa menjadi lokasi wisata baru di Sumatera Barat. Karena  rencananya, di kawasan monumen TdS itu juga memiliki rest area yang memiliki fasilitas yang bagus,” katanya, Rabu (15/8/2018).
Lokasi rest area diharapkan menjadi titik strategis bagi orang yang akan berkunjung ke kawasan Seribu Rumah Gadang di Kabupaten Solok Selatan, dan Kawasan Mandeh di Kabupaten Pesisir Selatan.
Direncanakan, pada rest area tersebut selain dapat digunakan untuk istirahat, salat, makan, minum dan belanja bagi masyarakat dan wisatawan, juga akan dibangun stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Karenanya, lokasi rest area itu harus aman dan nyaman.
“Bila Sumatera Barat mengusung wisata halal, maka perlu membuat lokasi itu aman dan bersih. Jika nanti terwujud, maka lokasi berdirinya monumen akan menjadi rute yang akan dilalui dalam etape balapan,” ucapnya.
Menurutnya lagi, selama ini lokasi rest area telah direncanakan juga oleh Pemerintah Kabupaten Solok. Lokasinya berada di Aia Batumbuak Gunung Talang. Di lokasa itu, tanahnya juga telah disediakan oleh PT Perkebunan Nusantara VI Danau Kembar, seluas dua hektare.
“Bila butuh penambahan lahan, maka nanti dapat menyesuaikan dengan kondisi lahan yang ada,” tegasnya.
Ia juga menjelaskan, sampai saat ini rencana pembangunan monumen TdS, masih mengkaji lokasi mana yang lebih strategis, sembari menghitung dan mendesain monumen.
“Saya sudah minta kepada Dinas PU, untuk segera membuat master plan dan DED-nya untuk pembangunan Monumen TdS. Jika tidak bisa fisiknya tahun 2019, maka di 2020 bisa kita mulai pembangunannya. Namun dapat diperkirakan, anggaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan monumen TdS mencapai dua miliar rupiah,” ujarnya.
Nasrul juga menyatakan membuka diri kepada pihak swasta yang berminat untuk membangun Monumen TdS tersebut. Karena sejauh ini, persoalan lahan telah ada, dan tinggal menyusun master plan dan DED.
Sementara itu, Plh. Kepala Dinas Pariwisata Solok, Didit P Santoso, menambahkan, pembangunan Monumen TdS diharapkan menjadi brand image yang dapat menjadi lokus baru ketika berwisata di Solok. Apalagi dari rencana kini, sarana dan prasarananya akam mampu menjadi monumen yang menarik dikunjungi.
Menurutnya pula, dampak pembangunan monumen tersebut dinilai dapat mendorong kreativitas masyarakat, baik dalam usaha kecil menengah atau pun kegiatan lain yang dapat meningkatkan jumlah kunjungan di lokasi tersebut.
Lihat juga...