Lestarikan Budaya, Perajin Wayang Suket Adakan Workshop ke Sekolah-sekolah

Wayang suket - Foto: id.wikipedia.org

SOLO — Seorang perajin, Yhoga Riszki (28), asal Jalan Sindoro Raya Mojosongo Jebres Solo yang awalnya hobi membuat “wayang suket” dari bahan jerami kini mengadakan workshop ke sekolah-sekolah hanya untuk melestarikan budaya Indonesia.

Yhoga Riszki, seorang perajin wayang suket di Solo, mengatakan dirinya awalnya membuat wayang suket untuk cenderamata ke arah bisnis, tetapi sekarang lebih ke pendidikan agar para generasi muda sekarang mengetahui wayang suket merupakan budaya asli Indonesia.

Yhoga Rizky yang akrab dipanggil Gaga mengatakan dirinya sudah melakukan workshop ke sejumlah sekolah tingkat SD hingga SMP secara gratis, dan pihak sekolah menyambut antusias dengan idenya itu.

Selain itu, kata Gaga, dirinya bersama komunitasnya, Wayang Suket Indonesia, juga sering melakukan atau ikut pertunjukan sejumlah event di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.

“Wayang suket ini budaya asli Indonesia yang digunakan bermain oleh anak-anak zaman dahulu. Namun, wayang suket sekarang sudah mulai terkikis masuknya budaya-budaya barat yang digembari generasi sekarang,” kata Gaga, Kamis (2/8/2018).

Padahal, kata dia, warga mancanegara seperti dari Hongaria dan Inggris yang sekarang mengikuti pendidikan di Institut Senin Indonesia (ISI) Surakarta, tertarik belajar budaya asli Indonesia tersebut.

Oleh karena itu, Gaga yang sebelumnya memproduksi wayang suket untuk bisnis kini beralih memberikan pengetahuan untuk para siswa atau generasi muda agar lebih mencintai budaya Indonesia itu, yang makin langka.

“Saya mengadakan workshop ke sekolah-sekolah biasanya memainkan sebuah cerita legenda rakyat kepada para siswa SD dan SMP seperti Malin Kundang, Timun Mas, dan Roro Jonggrang. Hal ini, menjadi daya tarik sendiri bagi siswa,” kata Gaga mengaku produksi wayang suket dengan mengeluarkan biaya sendiri.

Lihat juga...