Kerajinan Topeng Malang Kini Diminati Masyarakat
Editor: Satmoko Budi Santoso
Dikatakan Sugiyat, dulu sebelum membuat topeng ada ritual khusus yang harus dilakukan. Namun dengan berjalannya waktu, ritual-ritual tersebut sudah tidak lagi ada.
“Kalau dulu memang ada ritual khusus sebelum membuat topeng, tapi kalau sekarang sudah tidak ada ritual,” terangnya.
Sementara itu, Sugiyat juga menyayangkan, meskipun prospek kerajinan topeng cukup bagus, namun masih sedikit jumlah perajin topeng Malangan. Jumlahnya, tidak lebih dari 20 orang dan kebanyakan sudah berusia lanjut.
“Tidak banyak generasi muda yang mau belajar membuat topeng Malangan, termasuk anak-anak saya. Dari keluarga, hanya saya yang bisa membuat topeng. Jadi mungkin tidak ada yang melanjutkan usaha saya ini,” akunya.
Untuk itu, ia mengaku, akan sangat senang jika ke depan ada anak-anak muda yang mau belajar membuat topeng sebagai upaya regenerasi perajin topeng.
“Kalau ada yang mau belajar membuat topeng, pasti akan saya ajari untuk mengamalkan ilmu saya sekaligus untuk regenerasi,” pungkasnya.