IMM Suarakan Pancasila Sebagai Sukma Bangsa

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

MALANG — Ketua Dewan Piminan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) Ali Muthohirin mengatakan, sudah seharusnya Pancasila tidak hanya dijadikan sebatas dasar negara, tetapi juga sebagai sukma bangsa Indonesia.

“Ketika badan kita tanpa sukma dan tanpa jiwa, maka akan mati. Begitu juga dengan Indonesia, ketika para pemimpin dan politisi tidak menjadikan Pancasila sebagai sukma bangsa, maka tidak ada harapan sama sekali,” ucapnya dalam acara pembukaan Muktamar IMM di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (1/8/2018).

Ali menyampaikan, tema besar muktamar IMM “Meneguhkan Pancasila sebagai sukma bangsa untuk Indonesia sejahtera” sengaja diambil karena ada kesedihan dan kegalauan bahwa kondisi saat ini butuh perbaikan. Ada kerisauan dalam konteks sejarah bangsa Indonesia, dimana Pancasila sangatlah luwes tergantung pemimpinnya.

Ketika di zaman Sukarno, ditafsirkan sebagai filosofi dan dasar bangsa. Ketika di zaman Soeharto, Pancasila menjadi dasar utama negara dengan semua simbol-simbol menjadi gambaran dalam pengambilan kebijakan. Bahkan menjadikannya ideologi tunggal.

“Tapi dalam konteks sekarang, maka sebenarnya Pancasila seharusnya tidak hanya dijadikan sebagai simbol maupun filosofi. Sudah saatnya menjadi sukma bangsa Indonesia,” ujarnya.

[kika] Rektor UMM Fauzan, Mendikbud Muhadjir Effendy, Pimpinan pusat Muhammdiyah Haedar Nashir, Ketua DPP IMM Ali Muthohirin. Foto: Agus Nurchaliq
Ketika dijadikan sebagai sukma bangsa, maka Indonesia akan mampu menghadapi tantangan dari luar yang sangat luar biasa, seperti globalisasi, ekstrimisme, dan radikalisme yang seolah-olah menjadi beban sejarah sekaligus penyakit.

Lihat juga...