Hindari Kerugian Signifikan, Tanam Padi Tepat Musim

Editor: Satmoko Budi Santoso

Upaya mengurangi kerugian dampak kemarau juga dilakukan oleh petani di Desa Ruguk Kecamatan Ketapang. Dika (34) salah satu petani yang sebelumnya menanam padi mengaku memilih beralih menanam bawang merah saat kemarau.

Dika salah satu petani bawang merah di Desa Ruguk Kecamatan Ketapang Lamsel [Foto: Henk Widi]
Pilihan tersebut setelah pasokan air di wilayah tersebut mulai berkurang untuk penanaman padi. Keberadaan sumur sedot dipastikan tidak akan bisa memenuhi pasokan untuk penanaman padi.

“Oleh tenaga penyuluh pertanian kami dianjurkan menanam bawang merah. Selain menghindari kerugian penanaman bawang merah saat kemarau justru lebih menjanjikan,” beber Dika.

Dika menyebut, menanam bawang merah sebanyak 3 kuintal dengan harga saat ini Rp20 ribu per kilogram sehingga untuk modal bibit ia harus mengeluarkan Rp6 juta. Sesuai dengan pengalaman penanaman sebelumnya, dari sebanyak 3 kuintal bawang merah dalam beberapa puluh guludan tersebut, ia bisa menghasilkan sekitar 3 ton. Dengan harga bawang merah di tingkat petani Rp15.000 dirinya bisa mendapatkan hasil Rp45 juta.

Hasil tersebut diakuinya cukup menjanjikan dibandingkan menanam padi. Meski demikian, biaya operasional untuk budidaya bawang merah saat kemarau terbilang tinggi. Setelah dikurangi biaya operasional termasuk benih dan tenaga kerja, ia mengaku, setidaknya masih bisa mendapat hasil bersih sekitar Rp10 juta dari budidaya bawang merah.

Nyoman (paling kiri) bersiap memanen cabai merah keriting
yang ditanam saat musim kemarau [Foto: Henk Widi]
Pemilihan komoditas yang tepat saat kemarau menjadi pilihan agar dirinya masih bisa mendapatkan hasil dari bertani. Sebab jika tetap memaksakan menanam padi, dipastikan petani akan mengalami gagal panen dan merugi secara finansial.

Lihat juga...