Hindari Kerugian Signifikan, Tanam Padi Tepat Musim

Editor: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Kekeringan yang melanda wilayah Lampung Selatan, mengakibatkan sebagian tanaman padi berusia dua bulan layu dan mengering.

Pasokan air sungai yang minim dan ketiadaan fasilitas sumur bor berimbas sejumlah petani merelakan lahan miliknya kekeringan. Suwarji (40) Ketua Kelompok Tani Subur Makmur 3 Desa Bangunrejo, Kecamatan Ketapang, mengaku, sekitar 100 hektare lahan di wilayah tersebut kekeringan.

Sebagian petani merelakan tanaman padi usia dua bulan yang sudah tidak bisa dialiri air mengering. Sebagian petani disebut Suwarji bahkan memilih menggunakan padi yang belum sempat kering sebagai pakan ternak sapi.

Meski sudah memiliki fasilitas saluran irigasi, namun akibat tanggul penangkis air asin dari laut membuat air tidak bisa dipergunakan sebagai sumber pasokan untuk padi sawah.

“Kami hanya pasrah padi yang kami tanam kering karena pada masa tanam ketiga musim kemarau melanda. Sementara sawah kami merupakan sawah tadah hujan,” terang Suwarji, salah satu petani di Desa Bangunrejo, saat dikonfirmasi Cendana News, Senin (20/8/2018).

Suwarji menyebut, akibat padi mengalami kekeringan masa tanam ketiga tersebut, dirinya dipastikan mengalami kerugian lebih dari lima juta. Kerugian tersebut diestimasikan dari biaya operasional pengolahan lahan, penyiapan bibit serta tenaga kerja.

Kerugian tersebut terpaksa diterima sebagai risiko menanam padi tidak tepat musim. Sebagian pemilik modal bahkan masih memanfaatkan lahan padi yang kering dirombak menjadi lahan penanaman kedelai dan kacang hijau.

Wayan Subawe melakukan pengolahan lahan dengan traktor roda empat untuk lahan penanaman kedelai dan kacang hijau [Foto: Henk Widi]
Wayan Subawe (36) salah satu warga Desa Sumbernadi, memilih langsung merombak lahan sawah yang sebagian sudah ditanami padi untuk penanaman kedelai dan kacang hijau.

Lihat juga...