Hindari Kerugian Signifikan, Tanam Padi Tepat Musim

Editor: Satmoko Budi Santoso

Sebelum diolah dengan menggunakan traktor bajak empat roda, tanaman padi terlebih dahulu dipangkas untuk dijadikan pakan ternak sapi. Keputusan melakukan penanaman kacang hijau dan kedelai, disebut Wayan Subawe, dilakukan karena kedua jenis tanaman tersebut tidak banyak membutuhkan air.

“Saya masih memiliki sumur gali yang bisa diambil airnya, tapi untuk lahan sawah tidak cukup, hanya cukup untuk menanam kedelai dan kacang hijau,” beber Wayan Subawe.

Meski sudah mengalami kerugian sekitar empat juta dari bertanam padi yang gagal akibat kekeringan, ia berharap penanaman kedelai dan kacang hijau bisa menutupi kerugian.

Penanaman kedelai dan kacang hijau akan menggunakan teknik penyiraman sistem kocor dengan penyiraman dilakukan pagi dan sore. Pada masa pemupukan ia memastikan, akan melakukan pemupukan yang dilarutkan sehingga bisa dipergunakan sekaligus untuk menyiram.

Lahan seluas satu hektar akan ditanami kedelai setengah hektar dan kacang hijau setengah hektar. Kedua komoditas tanaman pertanian tersebut tidak membutuhkan air cukup banyak sehingga penggunaan air bisa lebih efisien.

Pemilihan penanaman pada masa tanam gadu sudah kerap disosialisasikan oleh penyuluh pertanian agar menanam tanaman hortikultura. Namun, saat masa pengolahan tanah sebelumnya masih turun hujan dan saat padi usia dua bulan mulai mengering.

Selain penanaman kedelai dan kacang hijau, petani di Desa Sumbernadi disebut Wayan Subawe, sebagian beralih menanam cabai merah keriting. Penggunaan air yang lebih efisien dengan memanfaatkan sumur gali dan sumur bor dipilih petani untuk menanam cabai.

Sebagian petani di antaranya Nyoman (40) bahkan mengaku panen cabai mendekati hari raya Idul Adha 1439 Hijriyah cukup menguntungkan baginya. Padahal, sebagian lahan sawah yang ditanami padi di wilayah tersebut mengalami kekeringan dan dipastikan gagal panen.

Lihat juga...