Geliat Industri Tampah di Tabalong

Ilustrasi - Tampah -Dok: CDN

TANJUNG  – Kerajinan nyiru atau tampah di Desa Bangkiling, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, menjadi usaha sampingan warga selain bertani atau menanam karet secara turun temurun.

Salah satu pembuat kerajinan nyiru, Nordiana, warga Desa Bangkiling RT 1 mengaku, sudah menggeluti usaha ini puluhan tahun.

“Sejak anak-anak kami sudah biasa membuat nyiru dan usaha ini memang turun temurun,” jelas Nordiana, Selasa.

Sebagai kerajinan turun temurun, banyak perajin nyiru yang sudah lanjut usia selain kalangan remaja.

Dalam membuat kerajinan bambu ini, satu minggunya, Nordiana mampu membuat 20 sampai 30 wadah untuk menjemur bahan makanan ini.

Dengan harga Rp10 ribu per buah, ia pun dapat penghasilan tambahan sekitar Rp200 ribu per minggu dari usaha ini.

Biasanya warga Desa Bangkiling membuat kerajinan nyiru saat menunggu musim panen atau waktu senggang setelah bekerja di sawah dan kebun karet.

Tak heran produksi kerajinan nyiru pun tidak terlalu banyak dan dikerjakan per orang bukan berkelompok.

Bahkan ada warga yang hanya mengolah kerajinan nyiru setengah jadi kemudian dijual ke pengumpul untuk dibuat nyiru siap pakai.

Menurut satu warga Desa Bangkiling, Masnun, harga jual kerajinan nyiru setengah jadi hanya Rp4 ribu per lembar.

“Dalam satu hari biasanya menghasilkan 20 lembar nyiru setengah jadi,” jelas Masnun.

Meski hanya membuat kerajinan setengah jadi, Masnun bersama suaminya, Husni, cukup bersyukur karena bisa mengumpulkan uang dari hasil jerih payah sendiri.

Padahal, Masnun dan suami sudah tergolong lansia, namun tetap produktif menganyam lembaran bambu menjadi bahan pengolahan nyiru.

Lihat juga...