Kemenkeu: Investor SBN Masih Tertarik Obligasi Indonesia

Ilustrasi investasi - Foto: Dokumentasi CDN

JAKARTA — Kementerian Keuangan memastikan investor Surat Berharga Negara (SBN) masih tertarik dengan obligasi milik pemerintah Indonesia, meski saat ini sedang terjadi tekanan global yang dipicu oleh perlemahan mata uang Lira Turki.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman, mengatakan hal ini terlihat dari tingginya penawaran yang masuk dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) rutin pada Selasa.

“Di tengah keraguan pasar karena eskalasi perkembangan di Turki, lelang kita melebihi target Rp10 triliun, dengan ‘incoming bid’ Rp34 triliun dan kita menangkan Rp16,5 triliun,” ujar Luky, dalam jumpa pers perkembangan APBN terkini di Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Luky mengatakan penyerapan dana yang tinggi dari lelang enam seri SUN terjadwal ini memperlihatkan adanya kepercayaan dari para investor terhadap fundamental perekonomian Indonesia.

Untuk itu, meski ketidakpastian global diperkirakan masih melanda pada semester II-2018, pemerintah masih menjalankan rencana pembiayaan melalui penarikan pinjaman maupun penerbitan SBN.

“Kita sudah mendapatkan komitmen 2,5 miliar dolar AS yang bisa dicairkan tahun ini dan depan, kemudian mekanisme ‘private placement’ tidak melalui lelang, serta kita optimalkan lelang kita seperti hari ini,” ujar Luky.

Luky juga memastikan adanya penerbitan obligasi ritel untuk pendalaman pasar di dalam negeri seperti Saving Bonds Ritel (SBR 004), Obligasi Negara Ritel (ORI015) dan sukuk tabungan di semester II-2018.

Dalam kesempatan ini, Kementerian Keuangan mencatat realisasi pembiayaan utang hingga akhir Juli 2018 telah mencapai Rp205,57 triliun dari target Rp399,22 triliun yang ditetapkan dalam APBN atau sebesar 51,49 persen.

Lihat juga...