Gagal Tumbuh Anak, Dapat Dideteksi Lewat Posyandu

JAKARTA — Berat badan bayi turun atau tidak bertambah, secara kasat mata tidak tampak berbeda. Kondisi ini hanya bisa diketahui dengan grafik pertumbuhan salah satunya melalui pemeriksaan di Posyandu setiap bulan.

“Menimbang harus benar. Bayi harus dibuka bajunya. Selisihnya bisa berbeda 0,5 kg dengan memakai baju. Celana dalam dan kaos dalam masih boleh dipakai, terutama pada anak yang sudah agak besar,” ujar spesialis spesialis nutrisi dan penyakit metabolik dari RSCM, Dr. dr. Damayanti R. Sjarif Sp. A(K), di Jakarta, Senin (13/8/2018).

Untuk mengukur tinggi badan pada anak kurang 2 tahun dilakukan dengan berbaring. Kepala anak harus menyentuh batas alat, kaki harus lurus benar, agar pengukurannya tepat. Pada anak di atas dua tahun, dilakukan sambil berdiri.

Berat badan dan tinggi badan anak selanjutnya diplot, dimasukkan ke grafik pertumbuhan. Bila ditemukan melenceng atau berada di bawah grafik, harus segera dirujuk ke dokter.

“Jangan tunggu sampai makin melenceng. Selain mengukur BB dan TB, lingkar kepala anak juga harus terus dipantau, ” kata Damayanti.

Salah satu penyebab gagal tumbuh adalah pemberian ASI tidak tepat waktu atau tidak cukup. Pada anak di usia ASI eksklusif, pertama kali perlu dievaluasi cara ibu memberi ASI.

“Perbaiki posisi menyusui dan perlekatan payudara, lihat selama dua minggu. Bila BB berhasil naik, ASI tinggal dilanjutkan. Bila BB tetap atau turun, ASI tetap dilanjutkan, dengan ditambah asupan lain,” tutur Damayanti.

Bila usia anak kurang dari 4 bulan, belum boleh mendapat makanan. “Pilihannya adalah donor ASI yang aman, atau susu formula dengan standar Codex,” sambung dia.

Lihat juga...