Erupsi GAK, Material Vulkanik Mengarah ke Timur

Editor: Satmoko Budi Santoso

Meski mengeluarkan material abu vulkanik, namun dengan pengamatan menggunakan teropong, tidak terlihat lava pijar. Andi Suardi saat ditemui menyebut, selain material vulkanik yang terlihat secara visual, juga memantau aktivitas kegempaan melalui seismograf.

Sesuai pemantauan seismograf tercatat aktivitas kegempaan didominasi gempa tremor dengan amplitudo dominan mencapai 42 mikrometer.

Gunung Anak Krakatau terpantau secara visual dengan kondisi cuaca cerah bisa diamati dengan mata telanjang dari pos pantau GAK di Desa Hargo Pancuran [Foto: Henk Widi]
Aktivitas GAK juga tercatat di Volcanic Activity Report (Magma-VAR) milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dengan kode Krakatau KRA2 EHZ VG 00.

Sejak Minggu (5/8) tercatat telah terjadi 63 kali letusan, 31 kali hembusan, 44 kali vulkanik dangkal, 3 vulkanik dalam dan gempa tremor menerus (mikrotremor) yang terekam dengan amplitudio 2-15 mikrometer dominan 3 mikrometer.

Ia menyebut, kondisi GAK masih aktif dengan letusan teramati sebanyak 200 kaki dengan ketinggian 100 hingga 300 meter dengan warna asap hitam. Pemantauan visual, diakuinya, terpantau melalui closed circuit television (CCTV).

Ia memastikan dalam beberapa tahun terakhir semenjak letusan pada tahun 2012 dinyatakan level waspada aktivitas di sekitar GAK hanya diperbolehkan dalam radius 1 kilometer.

“Melihat kondisi saat ini wisatawan dan masyarakat yang kerap melakukan aktivitas radiusnya diperluas menjadi dua kilometer dari sebelumnya satu kilometer,” papar Andi Suardi.

Meski terus beraktivitas, Andi Suardi menyebut, kondisi tersebut merupakan sebuah kegiatan pelepasan energi yang tengah dilakukan GAK sehingga akan mengurangi energi yang tersimpan di dalam perut bumi.

Lihat juga...