Erupsi GAK, Material Vulkanik Mengarah ke Timur

Editor: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Sejak Senin pagi (6/8/2018) Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda kembali terjadi erupsi.

Menurut Andi Suardi, selaku Kepala Pos Pemantauan GAK Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, GAK terlihat mengeluarkan abu vulkanik dengan tinggi kolom mencapai 500 hingga 600 meter dengan warna hitam pekat.

Peristiwa tersebut, diakuinya, baru terjadi sejak pagi setelah sebelumnya pada Jumat (2/8) malam GAK mengeluarkan lava pijar disertai dentuman keras seperti guntur.

Material vulkanik mengarah ke timur di lintasan kapal penyeberangan hingga puluhan kilometer. Meski demikian, ia memastikan, kolom abu vulkanik tersebut jatuh di Selat Sunda sehingga tidak mengganggu aktivitas kapal nelayan serta kapal penyeberangan.

Andi Suardi, Kepala Pos Pemantauan GAK Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) [Foto: Henk Widi]
Pemantauan terhadap GAK, disebut Andi Suardi, juga bisa dilihat secara visual menggunakan mata telanjang dibantu teropong. Ia memastikan, sepekan terakhir, meski aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi, namun secara visual sulit terlihat akibat kabut, tingginya penguapan sehingga tidak bisa terlihat dengan mata telanjang dari pos pantau di Hargo Pancuran.

“Baru hari ini visual Gunung Anak Krakatau terlihat, bahkan abu vulkanik dengan ketinggian kolom ratusan meter terbawa angin ke arah timur, bisa diamati karena kondisi cuaca cerah,” terang Andi Suardi, Kepala Pos Pemantauan GAK Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Desa Hargo Pancuran, saat ditemui Cendana News, Senin (6/8/2018).

Lihat juga...