600 Anak di Balikpapan Terindikasi Stunting

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

Ketua Penggerak PKK Balikpapan, Arita Rizal Effendi. Foto: Ferry Cahyanti

BALIKPAPAN — Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bersama kader Posyandu di Balikpapan terus melakukan Upaya pencegahan kasus stunting di daerah setempat. Salah satunya dengan memberikan penyuluhan peningkatan gizi pada anak dan balita kepada pengunjung yang datang maupun mendatangi langsung ke rumah warga. 

Berdasarkan data survei Kementerian Kesehatan di Balikpapan, ditemukan 30 persen anak terindikasi stunting. Di daerah tersebut baru menemukan 1.590 anak dan 600 di antaranya pada usia dini. Sedangkan sisanya belum ditemukan.

“600 anak yang ditemukan itu di bawah usia dini, sisanya belum ditemukan. Karenanya kita kerja sama dan melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Permukiman yang membawahi sanitasi,” jelas Ketua Penggerak PKK Balikpapan, Arita Rizal Effendi, saat ditemui Jumat (17/8/2018).

Diterangkan, stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, yang umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

Adapun tanda-tanda yaitu anak berbadan lebih pendek dari usianya, proporsi tubuh cenderung normal namun tampak lebih muda atau kecil, berat badan rendah untuk anak usianya dan pertumbuhan tulang tertunda.

Menurut Arita, dengan data survei yang ditemukan pemerintah pusat itu upaya yang dilakukan adalah mencari anak-anak yang terindikasi stunting dan melakukan tindakan peningkatan gizi.

“Lakukan peningkatan gizi itu dengan penyuluhan di Posyandu dan puskesmas saat warga datang melakukan penimbangan berat badan anak dan lainnya,” katanya.

Lihat juga...